Jumat, 05 Juli 2013

Dokter Minta Pihak Keluarga 'Bunuh' Nelson Mandela



    Kabar mengejutkan datang dari Afrika Selatan. Dokter yang merawat Nelson Mandela dikabarkan telah meminta pihak keluarga Mandela agar mencabut alat pendukung kehidupan yang kini melilit di tubuh mantan Presiden Afrika Selatan tersebut.

Harian The Sun, Jumat (5/7) melaporkan, permintaan itu diajukan dokter agar Mandela tidak mengalami penderitaan yang berkepanjangan. Pria berusia 94 tahun itu mengalami infeksi paru-paru sehingga dilarikan ke rumah sakit di Pretoria, awal Juni lalu.

Dokumen pengadilan mengungkapkan pihak medis ternyata telah merekomendasikan keputusan menyedihkan tersebut--mencabut alat bantu--sejak 10 hari lalu. Pasalnya, tokoh anti-apartheid Afrika Selatan itu kini dalam kondisi vegetatif permanen.

Berita pahit ini muncul di saat terjadi kisruh mengenai lokasi Mandela nantinya akan dimakamkan. Terjadi perang kata-kata antara sang isteri Graca Machel, 67, putri tertua Makaziwe, 59, dan sang cucu Mandla, yang memuncak kemarin.

>>Metronews

Senin, 01 Juli 2013

Bursa Calon Presiden Mulai Memanas

Semua kandidat calon presiden harus bekerja keras untuk bisa ikut.

 Aburizal Bakrie dan Mahfud MD 

    Setahun menjelang Pemilihan Presiden yang akan digelar Juli 2014 nanti, nama-nama calon presiden mulai marak dibicarakan. Sejumlah survei pun mencuat, menyebut sejumlah nama berelektabilitas tinggi.

Beberapa partai juga telah mengumumkan calon presiden secara resmi. Antara lain, Partai Golkar yang mengusung Aburizal Bakrie dan Partai Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto.  Yang terbaru adalah Partai Hanura yang mengumumkan calon presiden dan calon wakil presidennya sekaligus. Senin 1 Juli 2013, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) mengumumkan mengusung Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Sekretaris Fraksi Hanura, Saleh Husin, mengungkapkan alasan partainya mengusung pasangan itu karena aspirasi anggota. Menurutnya, sejumlah daerah menilai duet itu paling ideal diusung oleh Hanura.

"Ada arus keras permintaan dari daerah yang menginginkan agar Pak Wiranto diduetkan dengan Pak HT menjadi pasangan capres-cawapres," kata Saleh.

Menurutnya, aspirasi kader itu bertemu dengan pandangan serupa dari jajaran pengurus sehingga bisa langsung diputuskan. "Kami memang melihat pasangan ini cukup ideal, serasi, dan saling menunjang serta melengkapi jika ditinjau dari berbagai sudut pandang manapun," ujarnya.

Menurutnya, keputusan penentuan duet itu diambil di tengah-tengah pelaksanaan pembekalan caleg. Dalam acara itu hadir juga semua ketua DPD dan pengurus BPH DPP. "Jadi dapat diambil keputusan untuk itu, dan kami akan mendesak agar permintaan ini dikukuhkan menjadi pasangan capres - cawapres agar para kader di daerah dapat bekerja lebih all out guna mencapai target yang diinginkan."

Hasil Survei

Bagaimana dengan hasil survei sejauh ini? Pada Kamis lalu, Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melansir hasil survei terbaru mengenai elektabilitas calon presiden. Dari survei yang dilakukan antara 10 sampai 31 Mei 2013 itu, LIPI menemukan elektabilitas Prabowo Subianto hanya bisa disaingi Joko Widodo.

"Prabowo Subianto dan Joko Widodo secara konsisten berada di peringkat atas daftar tokoh yang paling banyak dipilih oleh responden survei ini, baik dalam ‘daftar terbuka’ maupun dalam ‘short list’ tokoh-tokoh potensial yang akan maju dalam Pilpres 2014," begitu kesimpulan survei yang dilansir pada Kamis, 27 Juni 2013 itu.

Dalam rilis sekaligus diskusi yang menghadirkan Kepala P2P LIPI Prof. Dr. Syamsuddin Haris, M.Si itu, LIPI menyatakan Prabowo selalu unggul berhadapan dengan tokoh lain, kecuali jika Joko Widodo ‘hadir’. "Joko Widodo selalu berada di peringkat pertama, dengan marjin yang cukup signifikan, tidak terkecuali pada saat nama Megawati Soekarnoputri juga masuk ke dalam daftar calon."

Berikut hasil survei terbuka elektabilitas calon presiden:
1.   Jokowi 22,6 persen;
2.   Prabowo Subianto 14,2 persen;
3.   Aburizal Bakrie 9,4 persen;
4.   Megawati Soekarnoputri 9,3 persen;
5.   Jusuf Kalla 4,2 persen;
6.   Rhoma Irama 3,5 persen;
7.   Wiranto 3,4 persen;
8.   Mahfud MD 1,9 persen;
9.   Hatta Rajasa 1,2 persen;
10. Sri Sultan Hamengku Buwono X 1,2 persen;
11. Surya Paloh 1,2 persen; dan
12. Lain-lain 4,4 persen.

Survei dilakukan atas 1.799  warga negara yang sudah memiliki hak pilih atau sudah menikah. Mereka diwawancara secara tatap muka. Responden diambil berdasarkan multistage random sampling dengan margin of error lebih kurang 2,31 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Dalam survei terbaru oleh Indonesia Research Centre (IRC) yang dirilis Kamis, 27 Juni 2013, Jokowi juga mengungguli kandidat-kandidat lainnya.
Jokowi sekarang menjadi tokoh yang menonjol. Maka bagaimana PDIP dan Megawati bersikap kepada Jokowi akan sangat mempengaruhi popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas PDIP,” kata Direktur IRC Agus Sudibyo di Gedung Dewan Pers, Jakarta.

Agus mengatakan, dalam survei IRC ada pertanyaan untuk responden yang berbunyi “Jika pemilu presiden dilaksanakan hari ini, siapakah yang akan Anda pilih?” Hasilnya adalah, Jokowi memperoleh 24,8 persen suara responden, disusul oleh Prabowo yang mendapat 14,8 persen suara.

Tokoh-tokoh lain yang memperoleh suara di bawah Jokowi dan Prabowo antara lain Aburizal Bakrie 7,9 persen, Megawati Soekarnoputri 5,5 persen, Wiranto 3,9 persen, Mahfud MD 3,7 persen, Dahlan Iskan 3,5 persen, Rhoma Irama 2,7 persen, Hary Tanoesoedibjo 2,3 persen, dan Ani Yudhoyono 2 persen.

Jokowi tidak sepenuhnya didukung pemilih PDIP karena sebagian loyalis masih memilih Megawati. Namun demikian, secara komparatif pemilih PDIP lebih banyak yang memilih Jokowi daripada Megawati,” kata Agus.

Survei IRC diadakan pada bulan Mei 2013 melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling. Sementara jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 1.800 orang dengan margin of error 2,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Jokowi sendiri mengelak kemungkinan akan ikut Pemilihan Presiden. Dia menyatakan, soal itu tidak ikut pada kebijakan partainya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Sementara itu, dua hasil survei ini, sudah cukup membuat Rhoma Irama yang mendaftar jadi capres dari Partai Kebangkitan Bangsa itu percaya diri. Pedangdut itu mengklaim tingkat elektabilitasnya sebagai calon presiden terus menguat dan semakin memantapkan niatnya untuk maju dalam pemilihan presiden 2014 mendatang melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Sosialisasi dan menyapa masyarakat di tanah air telah kami lakukan sejak dahulu sehingga elektabilitas tetap tinggi," kata Rhoma Irama usai Workshop Persatuan Artis Musik Melayu-Dangdut Indonesia (PAMMI) Jawa Timur.

Aburizal Bakrie, calon presiden dari Golkar, tidak banyak komentar atas hasil survei-survei itu. Aburizal menyatakan, semua kandidat calon presiden harus bekerja keras untuk bisa ikut pemilihan presiden 2014 nanti.

Pria yang akrab disapa ARB ini enggan berkomentar mengenai elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang terus meningkat. Hasil survei tak bisa menjadi penanda seseorang akan ikut pemilihan presiden. "Pak Jokowi belum mencalonkan kan," kata calon presiden dari Partai Golkar ini.

Ramai di Demokrat

Partai yang paling riuh soal capres jelas saja Partai Demokrat. Partai pemenang Pemilu 2009 dan mendudukkan kadernya dua periode berturut-turut menjadi Presiden ini mempersiapkan jalan mencari capresnya melalui konvensi.

Ada sejumlah nama yang mencuat untuk ikut konvensi, mulai dari Pramono Edhie Wibowo, Marzuki Alie, Gita Wirjawan, Mahfud MD, Djoko Suyanto, Endriartono Sutarto dan Gamawan Fauzi. Pramono Edhie, adik Ibu Ani Yudhoyono, misalnya, pekan lalu sudah terhitung sebagai kader Demokrat bahkan didapuk duduk di Dewan Pembina Partai Demokrat.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf menyatakan mendukung pencalonan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo, sebagai calon presiden. Ia menganggap Pramono merupakan figur tepat untuk memimpin Indonesia di masa mendatang.

“Saya pribadi ingin capres seperti Pak Pramono,” kata Nurhayati di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
Pramono kini resmi menjadi anggota Dewan Pembina Demokrat. Meski demikian, Nurhayati membantah bergabungnya Pramono ke Demokrat merupakan langkah awal Demokrat memperkenalkan capresnya. “Tidak ada persiapan untuk menjadikan Pak Pramono sebagai capres,” kata Ketua Fraksi Demokrat itu.

Sementara Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD), EE Mangindaan, membantah masuknya Pramono sebagai anggota partai guna mempersiapkan mantan Kepala Staf Angkatan Darat tersebut ikut dalam Konvensi Calon Presiden. Di sela-sela Rakornas PD hari ini, Sabtu 29 Juni 2013 di hotel Grand Sahid, Jakarta, Mangindaan mengatakan siapapun memiliki hak untuk mengikuti konvensi tersebut asalkan memenuhi syarat.

Ditemui di tempat yang sama, Ketua Umum Harian DPP PD, Syarif Hasan, mengatakan, Pramono memang memiliki kompetesi yang cukup. Namun terlalu dini untuk berspekulasi keikutsertaannya dalam konvensi capres.

Pramono sendiri mengelak adanya sinyalemen yang menyebutkan dirinya akan mengikuti bursa calon presiden Demokrat. Alasannya, Pramono mengaku masih tergolong anak baru. "Saya, kan, baru bergabung. Jadi, kurang elok kalau saya ikut konvensi capres," kata dia.

Sementara Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie berjanji tidak akan menggunakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Demokrat untuk mencari dukungan konvensi. "Dalam berpolitik harus ada kesabaran dan nggak boleh grusa-grusu. Nanti hasilnya nggak baik."

Sedangkan Gita Wirjawan menyatakan siap untuk maju. “Kalau diperkenankan, saya siap, Insya Allah,” kata Gita di kantor Presiden, Jakarta. “Ini kan demokrasi. Semakin banyak semakin baik. Saya siap.”

>>Vivanews 
Rating