Dewan Keamanan PBB Belum Sepakati Penyerangan ke Suriah
Barat tetap akan menyerang walaupun tanpa restu PBB.
Dewan Keamanan (DK) PBB tak mencapai kata mufakat dalam resolusi yang
diajukan Inggris soal agresi militer ke Suriah, menyusul serangan
senjata kimia pekan lalu. Langkah ini telah diantisipasi sebelumnya oleh
para kepala negara Barat yang mengatakan serangan tidak memerlukan
restu DK PBB.
Diberitakan CBS News, rancangan resolusi
yang diajukan Inggris itu memerintahkan adanya penggunaan militer
terhadap rezim Bashar al-Assad di Suriah. Rancangan resolusi itu tidak
mencapai mufakat bahkan sebelum dilakukan voting.
Jika pun
dilakukan voting, sudah dapat dipastikan bahwa Rusia dan China sebagai
anggota tetap DK PBB akan melakukan veto seperti yang sudah-sudah.
Menurut utusan DK PBB dari Inggris, belum ada keputusan apapun terkait
resolusi ini.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan
bahwa resolusi yang diakukan Inggris terlalu prematur. Menurut dia, DK
PBB masih harus menunggu laporan dari tim investigasi PBB di Suriah yang
telah mengambil sampel dari lokasi insiden senjata kimia.
Amerika
Serikat menyatakan mendukung setiap aksi yang dilakukan DK PBB. Namun,
dia juga menegaskan bahwa Suriah tidak bisa terus menerus bersembunyi di
balik ketiak Rusia dan China.
"Kami tidak yakin rezim Suriah
akan bisa terus bersembunyi di balik perlindungan Rusia yang selalu
menjegal aksi di PBB. Kami akan mengambil keputusan yang tepat," ujar
Harf.
Penentangan dari Rusia dan China yang merupakan pelindung
Suriah sudah diantisipasi sebelumnya. Menteri Luar Negeri Inggris
William Hague mengatakan bahwa Barat berpotensi menyerang Suriah walaupun tanpa restu Dewan Keamanan PBB.
"Apakah mungkin merespons serangan senjata kimia tanpa persetujuan Dewan Keamanan PBB? Saya katakan: bisa," Hague menegaskan.
Hal
ini juga diamini oleh Prancis yang mengatakan bahwa respons akan
diberikan dalam hitungan hari. "Satu-satunya opsi yang tidak saya dukung
adalah tidak melakukan apapun," kata Menteri Luar Negeri Prancis
Laurent Fabius.
Dukungan juga datang dari Turki, Prancis, Qatar,
Kanada, Arab Saudi dan Italia yang turut menghadiri pertemuan di
Yordania beberapa hari lalu. Pemerintah Turki menegaskan akan bergabung
dengan koalisi internasional melawan Suriah walaupun DK PBB gagal
mencapai konsensus.
>>Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar