Sabtu, 11 Februari 2012

Tetap Istiqomah di Zaman Modern

    Istiqomah artinya teguh hati, taat asas, atau konsisten. Meskipunn tidak semua orang bisa bersikap istiqomah, namun memeluk agama, untuk memperoleh hikmahnya secara optimal, sangat memerlukan sikap itu. Allah menjanjikan demikian : '' Dan seandainya mereka itu bersikap istiqomah di atas jalan kebenaran, maka pastilah kami siramkan kepada mereka air yang melimpah.'' (QS. Al-Jinn/72:16)

    Air adalah lambang kehidupan dan lambang kemakmuran. Maka Allah menjanjikan mereka yang konsisten mengikuti jalan yang benar akan mendapatkan hidup yang bahagia. Tentu saja keperluan kepada sikap istiqomah itu ada pada setiap masa, dan mungkin lebih-lebih lagi di perlukan di zaman modern ini.

Karena kemodernan ( Modernitas/ modernity ) bercirikan perubahan. Bahkan para ahli menyebutkan  bahwa kemodernan di tandai oleh '' perubahan yang terlembagakan'' Artinya, jika pada zaman sebelumnya perubahan  adalah sesuatu yang ''luar biasa'' dan hanya terjadi di dalam kurun waktu yang amat panjang, di zaman modern perubahan itu merupakan gejala harian , dan sudah menjadi keharusan. Lihat saja, misalnya. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi microchip ( harfiah: kerupuk kecil ) dalam teknologi  elektronika. Siapa saja yang mencoba bertahan pada suatu bentuk produk, baik dia itu produsen atau konsumen, pasti akan tergilas dan merugi sendiri.

    Adanya kesan bahwa '' perubahan yang terlembagakan '' itu tidak memeberi tempat istiqomah adalah salah. Kesalahan itu timbul antara lain akibat persepsi bahwa istiqomahmengandung makna yang statis. Memang istiqomah mengandung arti  kemantapan,  tetapi tidak berarti kemandekan.

    Melainkan lebih dekat kepada arti stabilitas yang dinamis.  Dapat di kiaskan dengan kendaraan bermotor: semakin tinggi teknologi suatu mobil, semakin mampu dia melaju dengan cepat tanpa guncangan. Maka  di sebut mobil itu memiliki  stabilitas atau istiqomah. Dan mobil di sebut stabil bukanlah pada saat dia berhenti, tapi justru saat dia melaju dengan cepat. Maka begitu pula dengan hidup di zaman modern ini.

Kita harus bergerak, melaju, namun tetap harus stabil, tanpa goyah. Ini bisa bisa saja terwujud kalau kita menyadari dan menyakini apa tujuan hidup kita, dan kita dengan setia mengarahkan diri kepadanya, sama dengan mobil yang stabil terus melaju kedepan, tanpa terseot ke kanan kiri. Lebih- lebih lagi, yang sebenarnya mengalami perubahan ''perubahan yang terlembagakan'' dalam zaman modern ini hanyalah bidang-bidang yang bersangkutan dengan''cara'' hidup saja, bukan esensi hidup itu sendiri dan tujuannya. Ibarat perjalanan Jakarta -Surabaya, yang mengalami perubahan hanyalah  alat transportasinya, mulai dari jalan kaki, sampai naik pesawat terbang. Tujuannya sendiri tidak terpengaruh oleh ''cara'' menempuh perjalanan itu sendiri.

Maka ibarat mobil yang stabil yang mampu melaju dengan cepat, begitu pula orang yang mampu mencapai istiqomah tidak akan goyah, apalagi takut,oleh lajunya perubahan. Dia hidup dinamis, berjalan di atas kebenaran demi kebenaran, untuk sampai akhirnya kembali kepada Tuhan,  sang Kebenaran Mutlak dan Abadi. Dan kesadaran akan hidup menuju Tuhan itulah yang akan memberi kebahagian sejati sesuai janji Tuhan di atas. ***

Istiqomah Dalam Beragama
    Di antara ayat yang menyebutkan keutamaan Istiqomah adalah firman Allah ta'ala : '' Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan; ''Robb kami ialah Allah'' kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka ( dengan mengatakan ); '' Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan   ( memperoleh ) syurga yang telah di janjikan Allah kepadamu''. ( QS.Fushilat;30 )


Yang di maksud denganistiqomah di sini terdapat tiga  pendapat di kalangan  ahli tafsir;

1. Istiqomah di atas tauhid,sebagaimana yang di katakan  oleh Abu Bakr Ash Shidiq dan mujahid,
2. Istiqomah dalam keta'atan dan menunaikan kewajiban Allah sebagaimana di katakan oleh Ibnu 'Abbas Al Hasan dan Qotadah,
3. Istiqomah di atas ikhlas  dan dalam  beramal hingga maut menjemput, sebagaimana di katakan oleh Abul 'Aliyah dan As Sudi.

Yang serupa dengan ayat di atas  adalah firman Allah Subhanahu wata'ala,;
'' Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan; Robb kami ialah Allah'', kemudian mereka tetap istiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada  ( pula ) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni syurga, mereka kekal di dalamanya; sebagai balasan  atas apa yang telah mereka kerjakan.'' ( QS. Al Ahqof ; 13-14 )

    Ketika kita ingin berjalan  di jalan yang lurus  dan memenuhi tuntutan istiqomah,  terkadang kita tergelincir dan tidak bisa istiqomah secara utuh. Lantas apa yang bisa menutupi kekurangan ini? Jawabannya adalah pada Firman Allah Ta'ala ;
'' Katakanlah ; ''Bahwasannya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, di wahyukannya kepada aku bahwasannya Rabb mu adalah Rabb yang maha Esa, maka tetaplah istiqomah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya danmohonlah ampun kepada-Nya.'' (QS.Fushilat:6)

    Ayat ini memerintahkan untuk istiqomah sekaligus beristighfar ( memohon ampun pada Allah ).
    Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan, ayat di atas '' Istiqomah dan mintalah ampun kepada-Nya'' merupakan isyarat bahwa seringkali ada kekurangan dalam istiqomah yang di perintahkan. Yang menutupi kekurangan ini adalah istighfar. Istighfar itu sendiri mengandung taubat dan Istiqomah ( di jalan yang lurus ).

    Ada beberapa  sebab utama  yang bisa membuat seseorang tetap teguh dalam keimanan ;

1. Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat denagn baik dan benar.
''Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki'' ( QS.Ibrahim :27 )

2. Mengkaji Al Qur'an dengan menghayati dan merenungkannya.
''Katakanlah; Ruhul Kudus (Jibril ) menurunkan Al Qur'an itu dari Rabb mu dengan benar, untuk meneguhkan ( hati ) orang-orang  yang telah beriman, dan  menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri ( kepada Allah )'' ( QS. An Nahl : 102 )
    Oleh kerena itu, Al Qur'an itu di turunkan secara berangsur-angsur untuk meneguhkan hati Rasulullah sebagaimana terdapat dalam ayat :''Berkatalah orang-orang yang kafir; Mengapa Al Qur'an itu tidak di turunkan kepadanya sekali turun saja?'' ,demikianlah supaya Kami perkuat  hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratus dan benar )'' ( QS. Al Furqon:32 )
    Al Qur'an adalah jalan utama agar seseorang bisa terus kokoh dalam agamanya. Alasannya, kerena Al Qur'an adalah petunjuk dan obat bagi hati yang sedang ragu.

3. Iltizam ( konsekuen )dalam menjalankan syariat Allah
    Maksudnya di sini adalah seseorang di tuntunkan untuk konsekuen dalam menjalankan syari'at atau dalam beramal dan tidak putus di tengah jalan. Kerena konsekuen dalam beramal lebih di cintai oleh Allah daripada amalan yang sesekali saja di lakukan.Sebagaimana di sebutkan di dalam hadist dari 'Aisyah ra , beliau mengatakan  bahwa Rasulullah bersabda ; ''Amalan yang paling di cintai oleh Allah  Ta'ala adalah amalan yang kontinyu walau itu sedikit.''

    Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan, ''Amalan yang di lakukan oleh Rasulullah adalah amalan yang konsekuen di lakukan. Beliaupun melarang memutuskan amalan dan meninggalkannya begitu saja. Slain amalan yang kontinyu di cintai oleh Allah, amalan tersebut juga bisa mencegah masuknya virus '' futur '' ( jenuh untuk beramal ). Jika seseorang beramal sesekali namun banyak, kadang akan muncul rasa malas dan jenuh. Sebaliknya jika seseorang beramal sedikit namun kontinyu atau terus menerus, maka rasa malas punakan hilang dan rasa semangat  untuk beramal  akan selalu ada.

4. Membaca kisah orang-orang sholih agar bisa di jadikan teladan / uswah dala istiqomah.
Allah berfirman ; '' Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepada kamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini  telah datang kepadamu
kebenaran dan pengajaran dan peringatan  bagi orang-orag yang beriman.''
( QS.Hud :11 )

    ''Limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.'' (QS.Al Baqarah : 250 )

5. Memperbanyak do'a kepada Allah agar di beri keistiqomahan.
Di antara sifat orang beriman  adalah selalumemohon  dan berdoa  kepada Allah agar di beri keteguhan  di atas kebenaran. Dalam Al Qur'an Allah Ta'ala memuji orang-orang yang beriman yang selalu berdo'a kepada-Nya untuk meminta keteguhan iman ketika menghadapi ujian.

6. Bergaul dengan orang-orang sholih.
Rasulullah SAW juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita.


>>> Al Izzah
    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar