Jumat, 21 September 2012



TAK mudah tim sepakbola Kalimantan Timur capai puncak PON XVIII-2012. Emas mereka adalah buah pembinaan panjang, terarah, dan tekun.

Perjuangan tim sepakbola Kaltim di PON XVIII-2012 berujung sejarah. Mereka kecap emas pertama dari cabor olahraga permainan tim yang paling digilai masyarakat itu.

Kaltim adalah 1 dari 3 tim yang didera masalah soal keikutsertaannya di multievent 4 tahunan berskala nasional itu. Mereka sampai berurusan dengan Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI) untuk pastikan status laga playoff kontra Kalimantan Selatan yang terpaksa diulang.

Kaltim maju ke PON XVIII-2012 setelah menang WO atas Kalsel yang tidak datang pada laga playoff.

Rintangan tidak berhenti sampai di situ. Intervensi PSSI Djohar Arifin Husin terhadap kontestan lain PON XVIII-2012 agar menyatakan Kaltim tidak berhak tampil membuat laga pertama mereka melawan Jawa Tengah molor 3 jam.

PSSI Djohar lewat Deputi Sekjen Bidang Kompetisi Shaleh Ismail Mukadar menghadirkan Kalsel pada duel kontra Jateng. Untung, panpel bersikap tegas. Kalsel ditolak dan laga Kaltim dengan Jateng tetap berlangsung meski harus tertunda 3 jam.

Fase I dan II grup pun dilewati Kaltim. Mereka ke semifinal dan menantang Jateng. Meski diragukan, Kaltim sukses bekuk Jateng 2 gol tanpa balas. Mereka pun melangkah ke final.

Di final, mereka berhadapan dengan Sumatera Utara yang mengalahkan Papua 2-0 di semifinal. Laga berlangsung ketat.
Bertarung di Stadion Kaharudin Nasution, Rabu (19/9), duel Kaltim dengan Sumut sampai berlanjut ke 2 babak extra time setelah 90 menit waktu pertandingan normal skor 0-0.

Loudry Mailana jadi pahlawan Kaltim pada laga itu. Tendangan spekulasinya tidak mampu dihalau kiper Sumut dan membawa Kaltim unggul 1-0. Gol Loudry jadi satu-satunya gol pada laga itu. Kaltim menang dan raih emas pertamanya di cabor sepakbola PON.

"Emas itu jadi bukti kami memang layak tampil setelah berbagai rintangan di awal perhelatan PON XVIII-2012," tandas tim manajer sepakbola Kaltim Dimas Raditya.

Prestasi Kaltim di PON XVIII-2012 meningkat ketimbang di PON XVII-2008. Saat itu, Kaltim yang berstatus tim tuan rumah hanya mampu raih perunggu.

"Saat menjabat sebagai tim manajer sepakbola Kaltim di PON XI-1985, saya hanya mampu membawa Kaltim ke urutan 4. Anak saya, Erwin Dwi Budiawan, pada 2008 membawa Kaltim raih perunggu. Kali ini adiknya, Dimas, sukses membawa tim sepakbola Kaltim raih emas," terang Ketua Pengprov PSSI Kaltim Harbiansyah Hanafiah.

Prestasi itu bukan tanpa proses. Tim sepakbola Kaltim memang sejak lama dibina dengan tekun, serius, dan terarah. Salah satunya dengan menjadikan klub milik Harbiansyah, Persisam Putra Samarinda yang tampil di Indonesia Super League (ISL), sebagai jenjang karier para pemain tim Kaltim.

Tercatat, 10 pemain jebolan tim sepakbola Kaltim di PON XVIII-2012 direkomendasikan memperkuat Persisam di ISL 2012/2013. Mereka adalah Mari Siswanto, Wahyu Kristanto, Bayu gatra, Sevan Lingga, Lerby Eliandry, Aldaier Makatindu, M Ramdani, Radiansyah, Loudry Meilana, dan Imam 'Koko' Bayhaqi.

"Tak tertutup kemungkinan jumlah itu bertambah. Semua sesuai perkembangan para pemain itu sendiri," tandas Erwin, Direktur Operasional Persisam.
Sukses tim sepakbola Kaltim di PON XVIII-2012 sekaligus mempertegas prinsip ini: prestasi tak bisa dikecap dengan cara instan. Prestasi butuh fondasi kuat berupa proses penempaan yang butuh waktu, tenaga, biaya, dan komitmen.

>>Bolanews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar