Jumat, 30 Agustus 2013

Bertemu Warga Bontang di Pasar: Iya bu Saya Farid Wadjdy, Mohon Doa Restu Jadi Gubernur




    Nur Lia sudah berusia lanjut, jalannya pun tak tegap lagi namun tak terlihat tertatih. Di tangannya ia menggenggam sebuah kartu nama. Ada foto dua orang terpajang di sana yang mengapit angka dua. Lamat-lamat ia menatap kartu nama tersebut dan berusaha memperhatikan dengan seksama dua wajah yang ada di situ.

Seperti biasa, seperti hari-hari lainnya  Nur Lia berbelanja ke Pasar Rawa Indah. Warga Bontang itu memang hampir setiap pagi berangkat ke pasar untuk berbelanja keperluan keluarganya. Tak ada keluarga lain, ia hanya berangkat sendiri. Rumahnya terbilang dekat dari lokasi pasar.

Kartu nama yang ia pegang diterimanya dari rombongan tim kampanye Farid Wadjdy yang sedang melakukan kampanye simpatik ke Pasar Rawa Indah. Setelah berusaha melihat foto yang ada di tangannya, Nur Lia kemudian berusaha mengabaikan kartu nama tersebut. Ia hendak melanjutkan pencarian barang kebutuhan yang ia cari dari tadi.

Namun saat hendak melangkah, matanya tertumbuk pada satu sosok di depannya. Ia tertegun dengan sosok tersebut. Sekali lagi ia melihat kartu nama yang ia perhatikan tadi. Jempolnya sedikit gemetar mengusap wajah di kartu nama itu. Berkali-kali wajahnya dialihkan dari kartu nama ke sosok di depannya yang sedang asyik menyalami dan bercengkrama dengan pedagang pasar.

“Ooo… Ini yang namanya Farid Wajdy, orang yang ada di gambar ini ya, Wakil Gubernur Kaltim. Ya Allah…,” seru Nur Lia saat sosok yang dimaksud berdiri tegap dihadapannya. Karena perbedaan tinggi badan, Nur Lia harus sedikit mendongak.
Ia bu, saya Farid Wadjdy, saya mohon doa restu ya bu untuk maju menjadi Gubernur Kaltim,” kata Farid usai menyalami Nur Lia.
Nur Lia terpaku, tak ada kalimat berikutnya yang keluar dari mulutnya. Bibirnya sedikit bergetar, kedua tangannya kemudian memegang lengan Farid Wadjdy meyakini sosok di hadapannya. Ia masih tak percaya, sosok Farid Wadjdy hadir di depannya.

Orang-orang di sekitarnya juga berusaha meyakinkan Nur Lia. Tanpa sungkan, Nur Lia kemudian mencium tangan Farid Wadjdy. Pertemuan singkat tersebut mencair dengan sedikit guyonan  yang keluar dari rombongan tim kampanye. Keduanya terlihat sangat akrab. Nur Lia tak henti mengumbar senyum sumringahnya, sedangkan Farid Wadjdy makin terlihat sangat bersahaja dengan kedekatannya bersama warga.

Kalau terpilih, jangan lupakan kami ya pak,” ujar Nur Lia lirih. Farid menjawabnya dengan anggukan dan senyuman. Bisa jadi, Nur Lia merasa pertemuan itu terasa singkat.  Binar mata Farid juga mengungkapkan bahasa yang sama, seakan tak rela pertemuan itu berlangsung singkat.
Singkat cerita, rupanya Nur Lia mengenal sosok Farid Wadjdy dari menantunya. Entah cerita apa yang ia dengar, namun kesan pertemuan itu baginya sangat luar biasa. Tentu saja, ia masih berharap suatu saat bisa betemu Farid Wadjdy kembali.

>>Gerbang Kaltim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar