Jumat, 29 Juni 2012

Kofi Annan dan PBB Tak Dapat Melindungi Musllim





    Mantan Sekjen PBB Kofi Annan, yang saat menjabat menjadi Sekjen PBB, melihat begitu banyak pembantaian (genosida). Tetapi, Annan yang memimpin lembaga multilarel (dunia) itu, tak mampu menghentikan pembantaian. Bahkan, PBB justeru menjadi lembaga yang melegitimasi (mengabsahkan) pembantaian. Seperti terhadap rakyat Afghanistan, Irak, Palestina, dan Somalia.
Sejatinya, PBB menjadi alat nengara-negara adi daya (super  power), melegalkan tindakan militernya atas negara lain, yang dianggap menjadi ancaman kepentingan negara adi daya. Tidak pernah PBB dapat menyelesaikan konflik dengan pasti, dan menghentikan kekejaman yang terjadi. PBB malah memberikan peluang bagi terjadinya pembantaian.

    Pasukan penjaga perdamaian PBB pada tahun 1994 dan 1995, Kofi Annan gagal mencegah pembantaian di  Rwanda, dan pembantaian di Srebrenica pada bekas Yugoslavia. Ribuan orang-orang Muslim dibantai oleh tentara Serbia di depan mata pasukan PBB. Genosida 2003 Darfur dimulai selama masa jabatannya sebagai Sekjen PBB. Pada tahun 2004, milisi  Hutu membantai 800.000 orang Tutsi, yang mayoritas Muslim, dan hanya Annan mengatakan, "Saya hanya bisa membunyikan alarm", ujarnya.

     Sekarang Kofi Annan menjadi Ketua Negosiasi dalam konflik di Suriah. Annan bertugas menghentikan konflik, dan menyelamatkan nyawa rakyat Suriah dari tangan Bashar al-Assad. Tetapi, Annan yang pernah menjadi Sekjen PBB itu, seperti tak lagi memiliki apapun, guna menyelamatkan nyawa Suriah, yang terus menghadapi pembantaian al-Assad. Pembantaian massal terhadap penduduk di kota Houla, ada di depan matanya. Annan hanya bisa menonton belaka.

    PBB, sepanjang sejarah, tak mampu menghentikan kejahatan Israel,  yang telah melakukan pembantaian begitu banyak terhadap rakyat Palestina, dan terus membiarkan petualangan militer yang dilakukan rezim Zionis-Israel. Bahkan, PBB hanya menjadi legitimasi Zionis-Israel melanggengkan penjajahan atas tanah Palestina. Karena, PBB tak lain hanyalah alat Zionis dan Amerika. Tak mungkin PBB akan menyelamatkan Muslim, yang sekarang menghadapi pembantaian dimanapun.
Masihkah dapat berharap terhadap PBB, termasuk Kofi Annan, mereka tidak pernah serius bertindak,ketika  Muslim menghadapi invasi militer atau agresi militer? Persis  seperti yang terjadi dialami Muslim di manapun, termasuk  Muslim Gaza, yang dibantai oleh Zionis-Israel, dan PBB tak mampu bertindak. Ketika, Zionis-Israel terancam, baru PBB bertindak.

    Seperti ketika terjadi perang Arab-Israel, di tahun l973. Tetapi, saat pasukan Mesir berhasil menghancurkan Benteng Barlev, yang menjadi kebanggaan Zionis-Israel, buru-buru menyerukan dilakukan gencatan senjata. Jadi saat Israel diambang kehancuran, justeru PBB menyelamatkannya. Kemudian, memaksa Presiden Anwar Sadat melakukan perundingan dengan Israel, di Tel Aviv, dan itulah yang kemudian dikenal dengn perjanjian Camp David, semua itu atas inisiatif PBB, yang sudah dikendalikan Zionis-Israel.

    PBB membiarkan saat pasukan Israel yang dipimpin Jenderal Ariel Sharon masuk Lebanon tahun l982,dan membantai begitu banyak rakyat Palestian di kamp Sabra dan Satila, dan justeru pejuang Palestina yang diusir dari Lebanon. PBB tak bertindak apapun terhadap Israel. Seakan membenarkan pembantaian oleh Zionis-Israel bersama dengna milisi Kristen, yang menghancurkan Muslim  Palestina.
Apalagi, PBB berada di tangan negara pemenang perang Dunia II, seperti Amerika, Rusia, Cina, Inggris, dan Perancis, yang memiliki hak veto. Jadi PBB hanyalah menjadi tukang stempel  bagi penjajah Barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar